CONTOH CERITA FABEL PENDEK DAN SINGKAT LENGKAP
Contoh Cerita Fabel Pendek Serta Strukturnya - Pengertian Cerita fabel adalah cerita tentang kehidupan binatang yang berperilaku menyerupai manusia. Fabel termasuk jenis cerita fiksi, bukan kisah tentang kehidupan nyata. Cerita fabel sering juga disebut cerita moral karena pesan yang ada di dalam cerita fabel berkaitan erat dengan moral.
Teks cerita fabel merupakan salah satu materi yang dipelajari pada mata pelajaran bahasa indonesia. Kali ini kita akan membahas sedikit mengenai materi teks cerita fabel yang meliputi pengertian, struktur teks, kaidah bahasaan dan juga contoh teks cerita fabel beserta strukturnya.
Cerita Fabel Singa dan Beruang
Orientasi
Suatu hari singa mengajak beruang untuk berburu bersama. Beruang setuju karena dia juga sedang lapar. Mereka segera menuju padang rumput karena di sana banyak mangsa.
Tiba di padang rumput, singa dan beruang bersembunyi di antara semak-semak. Masing-masing mengincar mangsa yang akan mereka kejar.
Orientasi
Suatu hari singa mengajak beruang untuk berburu bersama. Beruang setuju karena dia juga sedang lapar. Mereka segera menuju padang rumput karena di sana banyak mangsa.
Tiba di padang rumput, singa dan beruang bersembunyi di antara semak-semak. Masing-masing mengincar mangsa yang akan mereka kejar.
Komplikasi
Setelah mengamati mangsa yang ada, singa dan beruang keluar dari tempat persembunyian secara bersamaan. Mereka mulai mengejar mangsa. Tanpa disadari, mereka mengejar mangsa yang sama, seekor anak rusa.
Dengan mudah, anak rusa itu bisa tertangkap. Singa dan beruang langsung bertengkar memperebutkan anak rusa itu.
“Ini Mangsaku. Aku menangkapnya dengan gigitanku yang kuat,” kata singa.
Beruang tidak mau kalah, “Tidak, ini rusaku. Aku juga menangkapnya .”
Mereka terus memperebutkan anak rusa itu. Saat hari sudah sore, singa dan beruang akhirnya berhenti berebut. Mereka lelah dan hanya duduk tanpa bisa menggerakan badan.
Rupanya, dari tadi serigala mengamati pertengkaran mereka. Mengetahui kalau saat ini singa dan beruang sudah lelah.
“Ah, ini kesempatanku untuk merebut anak rusa itu,” pikir serigala.
Serigala segera berlari dan merebut anak rusa. “Terima kasih ya. Kalian baik sekali memberiku anak rusa yang lezat ini,” kata serigala sambil tersenyum.
Setelah mengamati mangsa yang ada, singa dan beruang keluar dari tempat persembunyian secara bersamaan. Mereka mulai mengejar mangsa. Tanpa disadari, mereka mengejar mangsa yang sama, seekor anak rusa.
Dengan mudah, anak rusa itu bisa tertangkap. Singa dan beruang langsung bertengkar memperebutkan anak rusa itu.
“Ini Mangsaku. Aku menangkapnya dengan gigitanku yang kuat,” kata singa.
Beruang tidak mau kalah, “Tidak, ini rusaku. Aku juga menangkapnya .”
Mereka terus memperebutkan anak rusa itu. Saat hari sudah sore, singa dan beruang akhirnya berhenti berebut. Mereka lelah dan hanya duduk tanpa bisa menggerakan badan.
Rupanya, dari tadi serigala mengamati pertengkaran mereka. Mengetahui kalau saat ini singa dan beruang sudah lelah.
“Ah, ini kesempatanku untuk merebut anak rusa itu,” pikir serigala.
Serigala segera berlari dan merebut anak rusa. “Terima kasih ya. Kalian baik sekali memberiku anak rusa yang lezat ini,” kata serigala sambil tersenyum.
Resolusi
Dengan sisa tenaga, singa dan beruang berusaha merebut kembali mangsa mereka. Namun, mereka sudah telalu lelah. Akhirnya, anak rusa itu dibawa kabur serigala.
Dengan sisa tenaga, singa dan beruang berusaha merebut kembali mangsa mereka. Namun, mereka sudah telalu lelah. Akhirnya, anak rusa itu dibawa kabur serigala.
Koda
“Semua salah kita. Kalau saja kita mau berbagi, pasti kita sama-sama kenyang sekarang,” kata mereka dengan wajah yang terlihat menyesal.
Cerita Fabel Ayam Jantan dan Serigala
Orientasi
Suatu hari, serigala yang lapar mengincar ayam jantan. Dia mendekati ayam jantan pelan-pelan dan segera menerkamnya. Hampir saja ayam jantan meloloskan diri, tapi salah satu kakinya dipegang oleh serigala.
“Semua salah kita. Kalau saja kita mau berbagi, pasti kita sama-sama kenyang sekarang,” kata mereka dengan wajah yang terlihat menyesal.
Cerita Fabel Ayam Jantan dan Serigala
Orientasi
Suatu hari, serigala yang lapar mengincar ayam jantan. Dia mendekati ayam jantan pelan-pelan dan segera menerkamnya. Hampir saja ayam jantan meloloskan diri, tapi salah satu kakinya dipegang oleh serigala.
Komplikasi
“Kena kau!” kata serigala yang segera membawa ayam jantan ke rumahnya.
Air liur serigala keluar membayangkan daging ayam yang lezat. Dia sudah sangat lapar sehingga tidak sabar untuk melahap mangsanya itu.
Namun, saat serigala hendak melahapnya, ayam jantan berkata, “Hei, aku mohon berdoalah dulu sebelum kau makan.”
Serigala menunda keinginannya untuk melahap ayam jantan. “Bagaimana cara berdoa? Katakan padaku,” kata serigala kebingungan.
“Manusia melipat tangannya di dada saat berdoa,” kata ayam jantan. Serigala pun melipat tangan di dadanya.
“Manusia menutup matanya saat berdoa,” kata ayam jantan lagi. Lalu, serigala pun menutup matanya.
“Kena kau!” kata serigala yang segera membawa ayam jantan ke rumahnya.
Air liur serigala keluar membayangkan daging ayam yang lezat. Dia sudah sangat lapar sehingga tidak sabar untuk melahap mangsanya itu.
Namun, saat serigala hendak melahapnya, ayam jantan berkata, “Hei, aku mohon berdoalah dulu sebelum kau makan.”
Serigala menunda keinginannya untuk melahap ayam jantan. “Bagaimana cara berdoa? Katakan padaku,” kata serigala kebingungan.
“Manusia melipat tangannya di dada saat berdoa,” kata ayam jantan. Serigala pun melipat tangan di dadanya.
“Manusia menutup matanya saat berdoa,” kata ayam jantan lagi. Lalu, serigala pun menutup matanya.
Resolusi
Saat serigala menutup mata, dengan cepat ayam jantan terbang melarikan diri.
“Hahahah, selamat tinggal serigala!” kata ayam jantan yang senang karena bisa lolos dari serigala.
Saat serigala menutup mata, dengan cepat ayam jantan terbang melarikan diri.
“Hahahah, selamat tinggal serigala!” kata ayam jantan yang senang karena bisa lolos dari serigala.
Koda
Maka, selamatlah ayam jantan cengkeraman serigala. Sementara itu, serigala duduk terbengong-bengong melihat ayam jantan sudah tidak ada dihadapannya.
Cerita Fabel Tikus Rajin dan Sepupunya yang Pemalas
Orientasi
Di sebuah padang rumput yang luas, seekor tikus kecil sibuk mengumpulkan kacang tanah. Kacang tanah itu dikumpulkan di atas kulit ular.
Setelah terkumpul banyak, kulit ular berisi kacang itu dia seret ke dalam sarangnya. Kacang tanah tersebut sebagai persediaan makanan pada musim dingin.
Maka, selamatlah ayam jantan cengkeraman serigala. Sementara itu, serigala duduk terbengong-bengong melihat ayam jantan sudah tidak ada dihadapannya.
Cerita Fabel Tikus Rajin dan Sepupunya yang Pemalas
Orientasi
Di sebuah padang rumput yang luas, seekor tikus kecil sibuk mengumpulkan kacang tanah. Kacang tanah itu dikumpulkan di atas kulit ular.
Setelah terkumpul banyak, kulit ular berisi kacang itu dia seret ke dalam sarangnya. Kacang tanah tersebut sebagai persediaan makanan pada musim dingin.
Komplikasi
Tikus kecil mempunyai sepupu yang suka sekali bernyanyi dan menari. Namun, dia tidak mau bekerja selama musim gugur, dia tidak mau mengumpulkan makanan.
Musim dingin hampir tiba, sepupu tikus kecil tidak punya persediaan makanan sama sekali. Ia mendatangi tikus kecil dan berkata, “Sepupu, aku tidak punya kacang tanah. Musim dingin hampir tiba. Maukah engkau meminjamkan aku kulit ular untuk mengangkut kacang?”
“Mengapa engkau tidak punya kulit ular sendiri? Ke mana saja engkau saat ular berganti kulit?” tanya tikus kecil.
“Aku ada di sini,” kata sepupunya.
“Apa saja yang engkau lakukan?” tanya tikus kecil.
“Aku hanya menari dan bernyanyi,” jawab sepupunya.
Tikus kecil mempunyai sepupu yang suka sekali bernyanyi dan menari. Namun, dia tidak mau bekerja selama musim gugur, dia tidak mau mengumpulkan makanan.
Musim dingin hampir tiba, sepupu tikus kecil tidak punya persediaan makanan sama sekali. Ia mendatangi tikus kecil dan berkata, “Sepupu, aku tidak punya kacang tanah. Musim dingin hampir tiba. Maukah engkau meminjamkan aku kulit ular untuk mengangkut kacang?”
“Mengapa engkau tidak punya kulit ular sendiri? Ke mana saja engkau saat ular berganti kulit?” tanya tikus kecil.
“Aku ada di sini,” kata sepupunya.
“Apa saja yang engkau lakukan?” tanya tikus kecil.
“Aku hanya menari dan bernyanyi,” jawab sepupunya.
Koda
“Sekarang ini, kau dapat ruginya akibat malas. Baiklah, kali ini akan aku pinjamkan kulit ulatku. Semoga saja engkau lebih rajin lain kali,” kata tikus kecil yang baik hati.
“Terima kasih sepupuku, lain kali pasti aku akan lebih rajin,” jawab sepupunya.
Cerita Fabel Perlombaan Burung Bangau dan Burung Kolibri
Orientasi
Burung bangau dan burung kolibir berteman baik. Bangau bertubuh tinggi dan kurus. Sementara kolibri bertubuh kecil dan gesit. Mereka sama-sama suka makan ikan di sebuah danau.
“Sekarang ini, kau dapat ruginya akibat malas. Baiklah, kali ini akan aku pinjamkan kulit ulatku. Semoga saja engkau lebih rajin lain kali,” kata tikus kecil yang baik hati.
“Terima kasih sepupuku, lain kali pasti aku akan lebih rajin,” jawab sepupunya.
Cerita Fabel Perlombaan Burung Bangau dan Burung Kolibri
Orientasi
Burung bangau dan burung kolibir berteman baik. Bangau bertubuh tinggi dan kurus. Sementara kolibri bertubuh kecil dan gesit. Mereka sama-sama suka makan ikan di sebuah danau.
Komplikasi
“Aku khawatir jumlah ikan di sini tidak akan cukup untuk kita berdua. Ayo kita berlomba terbang untuk menentukan siapa yang dapat makan ikan di danau ini?” tantang kolibri kepada bangau.
Kolibri yakin bisa mengalahkan bangau dengan kecepatannya. Bangau tidak mau kalah. Ia menerima tantangan kolibri.
“Aku khawatir jumlah ikan di sini tidak akan cukup untuk kita berdua. Ayo kita berlomba terbang untuk menentukan siapa yang dapat makan ikan di danau ini?” tantang kolibri kepada bangau.
Kolibri yakin bisa mengalahkan bangau dengan kecepatannya. Bangau tidak mau kalah. Ia menerima tantangan kolibri.
Resolusi
Mereka sepakat akan berlomba selama empat hari. Garis akhirnya adalah sebuah pohon tua di hulu sungai. Siapa yang berhasil mencapai pohon itu duluan, maka semua ikan di danau jadi miliknya.
Keesokan paginya, mereka memulai loma. Kolibri terbang dengan sangat cepat. Sementara, bangau terbangnya lamban.
Sepanjang perjalanan, kolibri sering teralihkan oleh bunga-bunga yang indah. Ia sering berhenti untuk mengisap sari bunga yang lezat.
Karena terlalu asyik menikmati sari bunga, kolibri segera disusul bangau. Melihat kolibri sedang mengisap sari bunga, bangau segera meninggalkannya.
Kolibri sadar dan segera menyusul bangau dengan cepat. Ia pun berhasil menyusulnya.
Saat malam tiba, kolibri kecapaian dan tertidur. Sementara itu, bangau tetap terbang.
Esoknya, kolibri bangun dan sadar dia tertinggal oleh bangau. Namun, lagi-lagi kolibri berhenti dan tertarik untuk mengisap sari bunga.
Pada malam ketiga, kolibri tidur lagi. Paginya, ia segera terbang mencapai pohon yang menjadi garis akhir lomba. Namun, ia kaget karena bangau lebih dulu sampai pohon itu.
Mereka sepakat akan berlomba selama empat hari. Garis akhirnya adalah sebuah pohon tua di hulu sungai. Siapa yang berhasil mencapai pohon itu duluan, maka semua ikan di danau jadi miliknya.
Keesokan paginya, mereka memulai loma. Kolibri terbang dengan sangat cepat. Sementara, bangau terbangnya lamban.
Sepanjang perjalanan, kolibri sering teralihkan oleh bunga-bunga yang indah. Ia sering berhenti untuk mengisap sari bunga yang lezat.
Karena terlalu asyik menikmati sari bunga, kolibri segera disusul bangau. Melihat kolibri sedang mengisap sari bunga, bangau segera meninggalkannya.
Kolibri sadar dan segera menyusul bangau dengan cepat. Ia pun berhasil menyusulnya.
Saat malam tiba, kolibri kecapaian dan tertidur. Sementara itu, bangau tetap terbang.
Esoknya, kolibri bangun dan sadar dia tertinggal oleh bangau. Namun, lagi-lagi kolibri berhenti dan tertarik untuk mengisap sari bunga.
Pada malam ketiga, kolibri tidur lagi. Paginya, ia segera terbang mencapai pohon yang menjadi garis akhir lomba. Namun, ia kaget karena bangau lebih dulu sampai pohon itu.
Koda
Akhirnya, bangau yang terbang dengan tenang siang dan malam memenangkan perlombaan. Sementara, kolibri yang sering berhenti di tengah perjalanan kalah.
Sejak saat itu, bangau memakan ikan di danau. Sedangkan, kolibri memakan sari bunga.
Sekian pembahasan mengenai cerita fabel beserta strukturnya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat. Terima kasih sudah membaca.
Cerita Fabel Petualangan Dua Ekor Anjing
Ada dua ekor anjing yang berteman sejak kecil. Mereka adalah Gugu dan Anji. Mereka tinggal di pinggiran kota anjing. Setiap hari, mereka mencari makan bersama. Kadang-kadang, mereka pun berpetualang ke dalam hutan
Anji adalah anji yang kuat dan lincah. Sedangkan Gugu adalah anjing yang cerdas. Tetapi, tubuhnya tidak sekuat Anji.
Suatu hari, Anji berencana pergi ke kota. Ia mendengar berita kalau di kota banyak anjing yang kuat. Anji ingin sekali berteman dengan para anjing itu. Gugu yang mengetahui rencana Anji, berniat untuk ikut serta.
Letak kota dari tempat tinggal mereka cukup jauh. Dari sini, diperlukan setengah hari perjalanan untuk tiba di sana. Oleh karena itu, Gugu membuat banyak roti lezat sebagai bekal mereka.
Ia membaginya ke dalam dua tas kulit. Satu tas untuknya, dan satu lagi untuk Anji. Akhirnya…, perjalanan dimulai.
Pagi-pagi sekali, mereka berangkat ke kota. Setelah tiga jam perjalanan, Gugu merasa capek. Ia pun memutuskan untuk beristirahat sebentar di bawah pohon rindang. Namun, Anji tidak sabar. Ia tidak ingin kehilangan waktu hanya karena menunggu Gugu Beristirahat.
“Aku pergi duluan saja, ah!” ujar Anji. “Kalau kamu tidak sangup ke kota, lebih baik pulang saja.”
“Tunggu sebentar, Anji. Aku mau menghilangkan rasa lelahku,” bujuk Gugu.
Namun, Anji menolak. Tiba-tiba, ia merasa kalau keberadaan Gugu di dekatnya hanya menambah beban saja.
Gugu menatap sedih saat Anji meninggalkannya sendirian. Beberapa saat kemudian, tubuh Gugu kembali bugar. Ia pun melanjutkan perjalanan. Ia ingin segera menyusul Anji.
Hari sudah sore ketika Gugu memasuki kota. Waaah…. kota begitu ramai. Banyak anjing berkeliaran. Suara ribut terdengar di sana-sini. Gugu takjub sekali. Ia memandangi sekelilingnya. Sayang, tidak ada satu anjing pun yang dikenalnya. Sambil berjalan pelan, Gugu terus menoleh ke kiri dan ke kanan. Siapa tahu, ia akan melihat Anji. Tapi, Aduuh… Anji di mana sih?
Tiba-tiba, tidak jauh di depannya, Gugu mendengar suara yang sangat dikenalnya.
“Ah, itu pasti Anji!” Seru Gugu gembira.
Namun, ooh.. mengapa banyak anjing mengerumuni Anji? Dan…lihatlah, raut muka Anji tampak ketakutan.
“Anjing ini mencuri rotiku!” seru seekor anjing bertubuh hitam dengan mata melotot. Anjing itu bernama Beki, anjing paling galak di kota itu.
“Dasar pencuri! Dia harus dikurung!” seru anjing lain. “Aku akan memanggil Anjing Polisi sekarang juga!”
“Jangan…jangan…aku tidak mencuri. Ini adalah rotiku sendiri,” ujar Anji Pelan.
“Bohong!” Beki mengeram. “Roti ini milikku!”
“Hei, anjing asing, benarkah kamu mencuri roti milik Beki?” tanya Anjing Polis yang baru saja datang,
“Oh… tidak, aku bukan pencuri… !” Anji semakin memelas.
Suasana bertambah riuh. Tiba-tiba, seekor anjing menyeruak masuk ke kerumunan.
“Dia tidak mungkin mencuri!” terdengar seruan lantang.
Semua menoleh. Mereka mencari tahu siapa yang berteriak itu, termasuk Anji.
Anji kaget sekali saat melihat Gugu berada di dekatnya. Tetapi, apa yang bisa diharapkan dari anjing lemah seperti Gugu? pikir Anji putus asa.
“Siapa kamu?” tanya Anjing Polisi itu.
“Aku Gugu. teman anjing itu. Aku yang membuat roti-roti itu. Jadi, aku tahu kalau itu bukanlah roti curian. Kalau tidak percaya, lihatlah roti-roti di tasku ini. Sama persis dengan roti-roti itu,” ujar Gugu tenang.
“Dasar anjing penipu! Kamu juga harus dihukum! Beki marah. “Roti ini aku beli dari Anjing Penjual Roti!”
“Tapi, Beki, aku tidak menjual roti-roti seperti itu!”
Tiba-tiba, Anjing Penjual Roti maju mendekati Beki. “Aha…! Kamu pasti berbohong!”
“Ng…ng…” gumam Beki gelagapan. Mukanya tampak pucat. Ia ketahuan berbohong. Ia pun berlari secapat mungkin, meninggalkan kerumunan anjing yang menjadi kesal karena ulahnya.
“Terima kasih, Gugu. Kamu sungguh berani. Apa jadinya aku kalau kamu tidak datang membelaku,” sesal Anji.
Cerita Fabel Kisah Pesta Ulang Tahun Domba
Suatu sore, Kolin si kelinci diundang ke pesta ulang tahun Dombi si domba. Saat Kolin tiba di rumah Dombi, teman-temannya sudah banyak yang datang.
“Kolin, asyik, ya, di sini banyak makanan,” ujar Ruso si rusa sambil melahap sepotong kue cokelat. “Dan sekarang, aku ingin mencicipi es krim.”
Glek… es krim? Kolin meneguk liurnya. Wah…, Kolin kan suka sekali makan es krim. Tetapi, ia ingin bertemu Dombi terlebih dahulu untuk memberikan kado dan menyalami Dombi.
“Terima kasih, Kolin. Aku senang kamu datang,” ujar Dombi gembira.”Sekarang, silakan makan sepuasmu.”
Kolin pun langsung melompat dengan cepat ke meja yang penuh dengan makanana. Ia langsung melahap tiga potong kue. Nyam…lezzzaaat!
“Nah, sekarang aku ingin menyantap es krin,” ujar Kolin.
Namun, olala… lihatlah! Banyak sekali yang sedang mengantri di depan meja es krim. Kolin jadi tidak sabar. Apalagi, di depannya Kuri si kura-kura dan Murang si semut rangrang berjalan sangat pelan.
“Wah… bisa-bisa, es krimnya. keburu habis ssaat aku sampai di meja,” bisik kolin khawatir.
Kolin pun melompat cepat ke depan Kuri dan Murang. Kuri dan Murang tampak marah kepadanya. Tetapi, belum sempat marah, kolin sudah menyelinap ke dekat kaki Korbi si Kerbau. Lalu, Kolin melewati Tiku si tikus dan Kodo si kodok. Kini, ia sudah berada di belakang Ruso.
“Hei, bagaimana kamu bisa ada di belakangku?” tanya Ruso heran.
“Ugh… Kolin curang! Dia menyelinap ke depanku!” seru kodo jengkel.
“Sudahlah, jangan cerewet!” tukas Kolin. “Aku sudah tidak sabar ingin makan es krim yang lezaat inii!”
Namun, Kolin masih melihat masih ada dua bebek lagi di depan Ruso.
“Wah… Beti dan Bebe kan lamban,” ujar Kolin. “Sepertinya, tidak mengapa kalau aku mendahului mereka,”
“Jangan, Kolin!” seru Ruso marah dan berusaha menghalanginya.
Namun, Kolin tidak peduli. Bau es krim yang lezat, membuatnya semakin tidak sabar. Kolin bergegas melompati Ruso. Tapi, apa yang terjadi? Owww…owww…tuk…! Kaki kolin tersandung tanduk Ruso. Kolin pun terjatuh dan menimpa Bebe. Bebe kaget sekali dan akhirnya kolin pun menabrak Beti yang baru saja mengambil semangkuk es krim.
Prang.. prang…! Semangkuk es krim itu terlepas dari tanga Beti dan jatuh tepat di punggung kolin. Lalu, mangkuk itu meluncur ke lantai dan pecah.
“Aduh!” Kolin menjerit dan terlompat kaget. Kakinya tersandung kaki meja. Brak…prang! Meja es krim terbalik. Mangkuk-mangkuk es krim berjatuhan dan pecah di lantai.
Kolin pucat saat melihat es krim tumpah mengotori lantai. Bukan main kesalnya teman-teman Kolin.
“Dasar kamu tidak sabar!” tukas Beti marah. “Lihatlah, kita semua jadi tidak bisa makan es krim!”
Kolin malu sekali dan menyesal. Kini, ia tidak bisa mencicipi es krim. Malah, ia harus membersihkan lantai yang kotor.
Akhirnya, bangau yang terbang dengan tenang siang dan malam memenangkan perlombaan. Sementara, kolibri yang sering berhenti di tengah perjalanan kalah.
Sejak saat itu, bangau memakan ikan di danau. Sedangkan, kolibri memakan sari bunga.
Sekian pembahasan mengenai cerita fabel beserta strukturnya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat. Terima kasih sudah membaca.
Cerita Fabel Petualangan Dua Ekor Anjing
Ada dua ekor anjing yang berteman sejak kecil. Mereka adalah Gugu dan Anji. Mereka tinggal di pinggiran kota anjing. Setiap hari, mereka mencari makan bersama. Kadang-kadang, mereka pun berpetualang ke dalam hutan
Anji adalah anji yang kuat dan lincah. Sedangkan Gugu adalah anjing yang cerdas. Tetapi, tubuhnya tidak sekuat Anji.
Suatu hari, Anji berencana pergi ke kota. Ia mendengar berita kalau di kota banyak anjing yang kuat. Anji ingin sekali berteman dengan para anjing itu. Gugu yang mengetahui rencana Anji, berniat untuk ikut serta.
Letak kota dari tempat tinggal mereka cukup jauh. Dari sini, diperlukan setengah hari perjalanan untuk tiba di sana. Oleh karena itu, Gugu membuat banyak roti lezat sebagai bekal mereka.
Ia membaginya ke dalam dua tas kulit. Satu tas untuknya, dan satu lagi untuk Anji. Akhirnya…, perjalanan dimulai.
Pagi-pagi sekali, mereka berangkat ke kota. Setelah tiga jam perjalanan, Gugu merasa capek. Ia pun memutuskan untuk beristirahat sebentar di bawah pohon rindang. Namun, Anji tidak sabar. Ia tidak ingin kehilangan waktu hanya karena menunggu Gugu Beristirahat.
“Aku pergi duluan saja, ah!” ujar Anji. “Kalau kamu tidak sangup ke kota, lebih baik pulang saja.”
“Tunggu sebentar, Anji. Aku mau menghilangkan rasa lelahku,” bujuk Gugu.
Namun, Anji menolak. Tiba-tiba, ia merasa kalau keberadaan Gugu di dekatnya hanya menambah beban saja.
Gugu menatap sedih saat Anji meninggalkannya sendirian. Beberapa saat kemudian, tubuh Gugu kembali bugar. Ia pun melanjutkan perjalanan. Ia ingin segera menyusul Anji.
Hari sudah sore ketika Gugu memasuki kota. Waaah…. kota begitu ramai. Banyak anjing berkeliaran. Suara ribut terdengar di sana-sini. Gugu takjub sekali. Ia memandangi sekelilingnya. Sayang, tidak ada satu anjing pun yang dikenalnya. Sambil berjalan pelan, Gugu terus menoleh ke kiri dan ke kanan. Siapa tahu, ia akan melihat Anji. Tapi, Aduuh… Anji di mana sih?
Tiba-tiba, tidak jauh di depannya, Gugu mendengar suara yang sangat dikenalnya.
“Ah, itu pasti Anji!” Seru Gugu gembira.
Namun, ooh.. mengapa banyak anjing mengerumuni Anji? Dan…lihatlah, raut muka Anji tampak ketakutan.
“Anjing ini mencuri rotiku!” seru seekor anjing bertubuh hitam dengan mata melotot. Anjing itu bernama Beki, anjing paling galak di kota itu.
“Dasar pencuri! Dia harus dikurung!” seru anjing lain. “Aku akan memanggil Anjing Polisi sekarang juga!”
“Jangan…jangan…aku tidak mencuri. Ini adalah rotiku sendiri,” ujar Anji Pelan.
“Bohong!” Beki mengeram. “Roti ini milikku!”
“Hei, anjing asing, benarkah kamu mencuri roti milik Beki?” tanya Anjing Polis yang baru saja datang,
“Oh… tidak, aku bukan pencuri… !” Anji semakin memelas.
Suasana bertambah riuh. Tiba-tiba, seekor anjing menyeruak masuk ke kerumunan.
“Dia tidak mungkin mencuri!” terdengar seruan lantang.
Semua menoleh. Mereka mencari tahu siapa yang berteriak itu, termasuk Anji.
Anji kaget sekali saat melihat Gugu berada di dekatnya. Tetapi, apa yang bisa diharapkan dari anjing lemah seperti Gugu? pikir Anji putus asa.
“Siapa kamu?” tanya Anjing Polisi itu.
“Aku Gugu. teman anjing itu. Aku yang membuat roti-roti itu. Jadi, aku tahu kalau itu bukanlah roti curian. Kalau tidak percaya, lihatlah roti-roti di tasku ini. Sama persis dengan roti-roti itu,” ujar Gugu tenang.
“Dasar anjing penipu! Kamu juga harus dihukum! Beki marah. “Roti ini aku beli dari Anjing Penjual Roti!”
“Tapi, Beki, aku tidak menjual roti-roti seperti itu!”
Tiba-tiba, Anjing Penjual Roti maju mendekati Beki. “Aha…! Kamu pasti berbohong!”
“Ng…ng…” gumam Beki gelagapan. Mukanya tampak pucat. Ia ketahuan berbohong. Ia pun berlari secapat mungkin, meninggalkan kerumunan anjing yang menjadi kesal karena ulahnya.
“Terima kasih, Gugu. Kamu sungguh berani. Apa jadinya aku kalau kamu tidak datang membelaku,” sesal Anji.
Cerita Fabel Kisah Pesta Ulang Tahun Domba
Suatu sore, Kolin si kelinci diundang ke pesta ulang tahun Dombi si domba. Saat Kolin tiba di rumah Dombi, teman-temannya sudah banyak yang datang.
“Kolin, asyik, ya, di sini banyak makanan,” ujar Ruso si rusa sambil melahap sepotong kue cokelat. “Dan sekarang, aku ingin mencicipi es krim.”
Glek… es krim? Kolin meneguk liurnya. Wah…, Kolin kan suka sekali makan es krim. Tetapi, ia ingin bertemu Dombi terlebih dahulu untuk memberikan kado dan menyalami Dombi.
“Terima kasih, Kolin. Aku senang kamu datang,” ujar Dombi gembira.”Sekarang, silakan makan sepuasmu.”
Kolin pun langsung melompat dengan cepat ke meja yang penuh dengan makanana. Ia langsung melahap tiga potong kue. Nyam…lezzzaaat!
“Nah, sekarang aku ingin menyantap es krin,” ujar Kolin.
Namun, olala… lihatlah! Banyak sekali yang sedang mengantri di depan meja es krim. Kolin jadi tidak sabar. Apalagi, di depannya Kuri si kura-kura dan Murang si semut rangrang berjalan sangat pelan.
“Wah… bisa-bisa, es krimnya. keburu habis ssaat aku sampai di meja,” bisik kolin khawatir.
Kolin pun melompat cepat ke depan Kuri dan Murang. Kuri dan Murang tampak marah kepadanya. Tetapi, belum sempat marah, kolin sudah menyelinap ke dekat kaki Korbi si Kerbau. Lalu, Kolin melewati Tiku si tikus dan Kodo si kodok. Kini, ia sudah berada di belakang Ruso.
“Hei, bagaimana kamu bisa ada di belakangku?” tanya Ruso heran.
“Ugh… Kolin curang! Dia menyelinap ke depanku!” seru kodo jengkel.
“Sudahlah, jangan cerewet!” tukas Kolin. “Aku sudah tidak sabar ingin makan es krim yang lezaat inii!”
Namun, Kolin masih melihat masih ada dua bebek lagi di depan Ruso.
“Wah… Beti dan Bebe kan lamban,” ujar Kolin. “Sepertinya, tidak mengapa kalau aku mendahului mereka,”
“Jangan, Kolin!” seru Ruso marah dan berusaha menghalanginya.
Namun, Kolin tidak peduli. Bau es krim yang lezat, membuatnya semakin tidak sabar. Kolin bergegas melompati Ruso. Tapi, apa yang terjadi? Owww…owww…tuk…! Kaki kolin tersandung tanduk Ruso. Kolin pun terjatuh dan menimpa Bebe. Bebe kaget sekali dan akhirnya kolin pun menabrak Beti yang baru saja mengambil semangkuk es krim.
Prang.. prang…! Semangkuk es krim itu terlepas dari tanga Beti dan jatuh tepat di punggung kolin. Lalu, mangkuk itu meluncur ke lantai dan pecah.
“Aduh!” Kolin menjerit dan terlompat kaget. Kakinya tersandung kaki meja. Brak…prang! Meja es krim terbalik. Mangkuk-mangkuk es krim berjatuhan dan pecah di lantai.
Kolin pucat saat melihat es krim tumpah mengotori lantai. Bukan main kesalnya teman-teman Kolin.
“Dasar kamu tidak sabar!” tukas Beti marah. “Lihatlah, kita semua jadi tidak bisa makan es krim!”
Kolin malu sekali dan menyesal. Kini, ia tidak bisa mencicipi es krim. Malah, ia harus membersihkan lantai yang kotor.